1. Kostum Ketiga Manchester United Musim 1992-94
Newton Heath – nama lama Manchester United – berdiri pada tahun 1878. Saat itu tim asal kota Manchester ini menggunakan jersey dua warna, kuning emas dan hijau. Bukan merah seperti yang menjadi warna utama Manchester United saat ini.
Pada perayaan pergantian nama dari Newton Heath menjadi Manchester United pada 1992 lalu, pihak klub memperingatinya dengan desain jersey berlabel Umbro yang mirip dengan jersey yang dikenakan pemain Newton Heath seperti 90 tahun lalu.
Peringatan 90 tahun penggunaan nama Manchester United sendiri berlangsung sukses, setelah pasukan Old Trafford berhasil merebut gelar perdana Premiership pada musim 1992-93.
2. Kostum tandang Manchester United Musim 1993-95
Eric “Le King” Cantona adalah legenda Manchester United. Meskipun hanya bermain di Old Trafford kurang dari 10 tahun. Di dalam kurun waktu yang cukup singkat untuk menjadi seorang legenda tersebut, King Eric benar benar berhasil merebut hati para penghuni Stredford End.
Adalah Matthew Simmons, seorang penggemar klub asal London yang turut berperan menjadikan jersey yang dikenakan King Eric ini melegenda.
“You French b*****d. F*** off back to France, you mother f***er.” Sesaat setelah mendengar umpatan tersebut, King Eric bereaksi dengan melayangkan sebuah tendangan kungfu ala Wong Fei Hung. Hasilnya? King Eric dihukum tidak boleh merumput selama 8 bulan dan jersey away 1993-95 buatan Umbro ini menjelma sebagai “jersey kungfu” di kalangan kolektor dan penggemar Setan Merah.
3. Kostum Tandang Manchester United Musim 1995/96
Jersey ini menjadi jersey yang paling sedikit dikenakan dalam sejarah klub.
Bagaimana tidak? Jersey berwarna abu-abuberhasil membuat permainan klub bertabur para bintang muda layaknya pemain tarkam yang lupa bagaimana cara dasar bermain bola! Setidaknya demikian hal yang mungkin ada di pikiran Alex Ferguson saat menghadapi Southampton di Premier League musim 1995-96. Ia memutuskan untuk mengganti jersey itu dengan kostum ketiga yang berwarna biru putih saat timnya sedang istirahat di ruang ganti.
The Gaffer (sebutan untuk para manajer) berpendapat, warna abu-abu ini membuat penglihatan para pemainnya kabur sehingga kurang bisa mengidentifikasi posisi rekannya yang mengakibatkan strategi yang dijalankan timnya tidak berjalan mulus.
Pasukan The Dell secara bergantian menjebol gawang Peter Schemeichel sebanyak tiga kali. Setelah mengenakan jersey yang berbeda pada babak kedua, United bermain layaknya tim juara walaupun gol dari Ryan Giggs tidak mampu menyelamatkan timnya dari kekalahan 3-1.
Dalam lima pertandingan Manchester United di musim 1995-96 yang mengenakan jersey bermerek Umbro itu, mereka tidak berhasil sekalipun membawa pulang tiga poin.
4.Kostum Kandang Manchester United Musim 1998-2000
Mungkin tidak ada momen yang lebih berharga dan membahagiakan seluruh punggawa tim beserta pendukung setianya selain memenangkan tiga kejuaraan besar dalam satu musim alias treble. Musim 1998-99, Manchester United berhasil mengawinkan tiga gelar paling prestisius yang bisa direngkuh oleh klub daratan Britania Raya : Premiership, Piala FA dan UEFA Champions League.
Bermaterikan pemain binaan akademi mereka sendiri yang berlabel “Class of ‘92”, Roy Keane cs membuat satu catatan sejarah yang belum mampu disamai oleh klub Inggris manapun hingga kini.
Jersey buatan Umbro ini menjadi sangat terkenal dan bersejarah dikarenakan hal tersebut. Dengan desain klasik dan berkelas, maka jersey ini menjadi salah satu kostum yang wajib dimiliki oleh penggemar The Red Devils.
5. Kostum Eropa Manchester United Musim 1997-99
Stadion Nou Camp di Barcelona menjadi saksi keberhasilan Manchester United menaklukkan raksasa Bavaria – Bayern “FC Hollywood” Muenchen melalui sebuah partai final yang sangat dramatis pada 26 Mei 1999. Tampil dengan lini tengah yang disebut-sebut timpang karena minus dua jenderal tim kala itu, Roy Keane dan Paul Scholes, Manchester United berhasil membalikkan keadaan usai tertinggal selama hampir 85 menit melalui sepasang gol dari Teddy Sheringham & Ole Gunnar Solskjaer.
Manchester United mengenakan jersey khusus untuk tampil di kancah eropa pada medio 1997-2000, yang tidak dikenakan sama sekali di kompetisi lain. Jersey yang diproduksi oleh produsen apparel asal Inggris, Umbro itu berhiaskan satu buah bintang di atas logo klub yang bermakna satu kali juara Eropa. Dengan nilai historis yang tinggi tersebut, menyebabkan jersey ini sangat diburu para kolektor jersey Manchester United.
6. Kostum Tandang Ketiga Manchester United Musim 2001/02
Musim 2001-02, Manchester United memperingati 100 tahun bergantinya nama dari Newton Heath menjadi Manchester United. Bertepatan dengan hal tersebut maka musim tersebut Manchester United mengenakan jersey yang cukup unik.
Hanya ada beberapa jersey yang pernah diproduksi menggunakan sistem “reversible” alias dua sisi yang bisa dibolak-balik. Jersey Manchester United Centenary ini adalah salah satunya. Untuk jersey away menggunakan warna putih dan warna emas untuk kostum ketiganya.
7. Kostum Ketiga Manchester United Musim 2008/09
The Busby Babes berhasil menghempaskan perlawanan Benfica di final European Cup (kini UEFA Champions League) yang berlangsung di Wembley pada 29 Mei 1968. 40 tahun setelahnya, pasukan Sir Alex Ferguson kembali berhasil merengkuh gelar ketiga mereka di kancah Liga Champions dengan menaklukkan Chelsea melalui adu penalt di stadion Luzhniki, Moskow, 2008.
Bertepatan dengan perayaan 40 tahun keberhasilan Manchester United merebut gelar juara Eropa pertamanya, dibuatlah desain jersey mirip dengan yang dipakai Bobby Charlton cs kala itu. Berhiaskan bordir “May 29th 1968 - 40th Anniversary” yang melingkari logo klub di dada serta logo klub lama di bagian dalam leher, serta menggunakan warna biru, jersey ini seakan-akan menghidupkan George Best dkk kembali ke lapangan hijau.
WELCOME TO MY BLOG
Jumat, 04 April 2014
Kamis, 27 Maret 2014
10 Klub Sepak Bola dengan Fans Page Terbanyak Sejagad
1. FC Barcelona
Barcelona memang klub eropa yang paling sukses dalam 10 tahun terakhir (2004-2013), mereka menjuarai liga Champions Eropa sebanyak 3 kali dalam periode tersebut, yakni pada tahun 2006, 2009, dan 2011, tak heran bila mereka memiliki jumlah likers terbanyak. dengan jumlah 55,042,769 Fans ini naik sekitar 12 juta di banding bulan july 2013 yang hanya lebih dari 43 juta.
Barcelona memang klub eropa yang paling sukses dalam 10 tahun terakhir (2004-2013), mereka menjuarai liga Champions Eropa sebanyak 3 kali dalam periode tersebut, yakni pada tahun 2006, 2009, dan 2011, tak heran bila mereka memiliki jumlah likers terbanyak. dengan jumlah 55,042,769 Fans ini naik sekitar 12 juta di banding bulan july 2013 yang hanya lebih dari 43 juta.
2. Real Madrid
Rival barcelona ini menempati posisi yang kedua. klub peraih gelar liga Spanyol terbanyak dengan 32 gelar (hingga tahun 2013). Meski belum meraih trofi Eropa selama 10 tahun terakhir (2004-2013), namun Madrid memang memiliki daya tarik tersendiri dengan kebiasaan mereka merekrut pemain-pemain bintang dunia dengan harga selangit. Daya tarik tersebut mampu membuat “Los Galacticos” berada diperingkat kedua likers terbanyak. dengan jumlah likers 51,359,223 Fans hal ini naik sekitar 12 jutaan yang mana pada rilis bulan juli 2013 klub ini hanya mempunyai fans klub sebanyak lebih dari 39 jutaan. kenaikan ini berimbang dengan kenaikan rival satu negaranya.
3. Manchester United
Dengan fans klub 41,547,864 Fans, MU menempati peringkat ketiga di dunia serta menjadi club dengan fans terbesar se Inggris Berstatus sebagai klub peraih gelar liga Inggris terbanyak dengan 20 gelar (hingga tahun 2013) membuat “The Red Devils” pantas menempati peringkat ini walaupun di musim ini terseok-seok tapi fans MU ini juga meningkat pesat, dengan peningkatan sekitar 6 juta, dari bulan juli 2013 yang hanya 34 juta lebih.
4. Chelsea FC
Chelse menjadi club kedua inggris yang mempunyai fans terbanyak di sosial media sekaligus menjadi club no 4 yang paling banyak fans nya di seantero jagad ini.4. Chelsea FC
Klub ini mulai menyita perhatian dunia sejak kepemilikannya diambil alih oleh seorang pengusaha Russia, Roman Abramovich, dia adalah seorang yang sangat ambisius dalam meraih gelar, dia tak segan untuk mengeluarkan banyak uang untuk menunjang kesuksesan Chelsea, hasilnya dalam 10 tahun terakhir (2004-2013) mereka mampu meraih beberapa gelar liga Inggris, 1 gelar liga Champions, dan 1 gelar Europa league. Prestasi tersebut menempatkan “The Blues” di peringkat keempat dengan fans fanatik sebanyak 23,456,431 Fans. para fansnya juga terus meningkat dengan di hadirkanya salah satu pelatih terbaik di dunia Jose morinho.
Klub ini mulai menyita perhatian dunia sejak kepemilikannya diambil alih oleh seorang pengusaha Russia, Roman Abramovich, dia adalah seorang yang sangat ambisius dalam meraih gelar, dia tak segan untuk mengeluarkan banyak uang untuk menunjang kesuksesan Chelsea, hasilnya dalam 10 tahun terakhir (2004-2013) mereka mampu meraih beberapa gelar liga Inggris, 1 gelar liga Champions, dan 1 gelar Europa league. Prestasi tersebut menempatkan “The Blues” di peringkat keempat dengan fans fanatik sebanyak 23,456,431 Fans. para fansnya juga terus meningkat dengan di hadirkanya salah satu pelatih terbaik di dunia Jose morinho.
5. Arsenal
Arsenal menempati posisi kelima dengan 20,581,719 Fans , Arsenal menggeser AC MILAN yang pada bulan juli 2013 lalu menempati posisi ke 5. dengan penambahan fans sekitar 6 jutaan dari angka 14 jutaan pada juli 2013. arsenal mampu mendang Ac milan untuk turun kasta. Arsenal adalah klub pencetak bintang, pemain-pemain seperti Cesc Fabregas dan Robin Van Persie adalah pemain yang berhasil mereka didik dari seorang pemain yang bukan siapa-siapa menjadi seorang superstar. “The Gunners” pantas untuk naik pringkat seperti peningkatan klubnya di kompetisi lokal maupun internasional.
6. AC Milan
peraih gelar liga Champions tahun 2007 harus rela untuk turun peringkat dan memberikannya kepada Arsenal. Setelah dalam preode juli2014-februari 2014 tak mampu mengambil hati para pengguna media sosial. dalam periode ini AC MILAN hanya mampu mengumpulkan sekitar 3 jutaan dengan fans page 19,992,727 Fans, walau demikian ACMILAN tetap menjadi club no 1 di Italia mengalahkan pesaing-pesaingnya.
7.Liverpool
klub peraih gelar liga Inggris terbanyak kedua dengan koleksi 18 gelar, mereka juga meraih 1 gelar liga champions dalam 10 tahun terakhir hanya mampu berada di psisi ke 7 dengan fans page 15,651,765 Fans. walaupun mengalami peningkata sekitar tiga jutaan tapi liverpool tak mampu menyalip Ac milan dan arsenal. liverpool harus rela bergerak di tempat yang sama.
8. Bayern Munchen
klub terkaya di Jerman saat ini, hal ini bisa dilihat dari materi pemain Bayern yang diisi oleh pemain-pemain populer, Dengan 3 Gelar yang di raih musim lalu membuat club ini terdongkrak keatas menggeser posisi GALATASARAY dengan menambah fans pagenya sekitar 4 jutaan menjadi 12,530,811 Fans yang sebelumnya hanya sekitar 8 jutaan, Bayern Munchen menjadi satu-satunya club dari jeram yang masuk 10 besar.
9.Juventus
Meski sempat terkena skandal calciopoli dan terdegradasi ke serie B, namun Juventus jelas adalah salah satu klub tersukses Italia, mereka tak memerlukan banyak waktu untuk meraih kembali kejayaan pasca degradasi. Mereka berada di posisi sembilan naik 1 peringkat dan menempati posisi bayern munich. denagn kenaikan fans sebanyak 3 jutaan yang mana pada juli 2013 kemaren hanya sekitar 7 jutaan sekarang menjadi 10,288,634 Fans
10. Galatasaray
salah satu klub terbesar di Turki ini harus rela melorot 2 pringkat dia harus mengakui ketnagguhan bayern munich dan juventus dalam menjaring fansnya di sosial media. walaupun klub ini mengalami peningkatan, akan tetapi peeningkattanya tidak begitu signifikan, kebelakang club ini mungkin akan tersalip oleh manchester city yang sekarang terpaut sedikit nilainya . manchester city dengan 9,435,128 Fans sedang galatasaray 9,762,987 Fans.
Minggu, 23 Maret 2014
10 pelatih sepak bola termahal didunia
10. Arsene Wenger (4.8 juta euro per tahun)

Lahir di prancis 22 Oktober 1949. Merupakan rival abadi Fergusson baik di media maupun di lapangan hijau. Si Professor (julukannya) menjadi manager yang tergolong sukses membangun Arsenal menjadi sebuah tim yang kompeten baik di EPL maupun di liga Champions. Sangat handal dalam membina sejumlah pemain muda seperti Henry, Fabregas, dll.
9. Gus Hiddink (5 juta euro per tahun)

Lahir 8 November 1946 di Belanda. Tergolong pelatih yang telah banyak mengenyam asam garam. Berbagai klub serta negara telah merasakan sentuhan manis Hiddink. Salah satu prestasi fenomenalnya adalah membawa tim nasional Korea Selatan hingga semifinal di Piala Dunia 2002.
8. Louis Van Gaal (5.2 juta euro per tahun)

Lahir di Amsterdam, Belanda 8, agustus 1951. Memulai debut kepelatihaanya bersama Ajax Amsterdam dan meraih berbagai titel bersama klub ini. Ia sukses menjadikan generasi emas Ajax berjaya meraih tahta diantaranya liga champions pada 1994/95. Di periode 2000- 2002 ia sempat menangani tim Der Oranje namun dianggap gagal dan namanya sempat meredup. Di musim 2008/09 Van Gaal kembali menemukan sentuhanya ketika membawa AZ juara liga Belanda menggeser dominasi Ajax dan PSV selama ini. Kini ia kembali mencoba peruntungannya bersama Bayern Muenchen di Bundesliga.
7. Manuel Pellegrini ( 5.5 juta euro per tahun)

Lahir 16 September, 1953 di Chile. Karir kepelatihaannya banyak dihabiskan dengan mengangani sejumlah klub-klub di Amerika Latin. Namanya mulai naik daun saat berhasil menggenjot Villareal menjadi kuda hitam baik di kompetisi Eropa maupaun liga Spanyol hingga akhirnya kini ia direkrut oleh Real Madrid. Namun, karena dianggap gagal, ia pun dipecat klub raksasa itu.
6. Carlo Ancelotti (6 juta euro per tahun)

Lahir 10 Juni 1959 di Reggiolo Italia. Puncak karir kepelatihaanya ketika berhasil meraih berbagai piala bersama raksasa Italia, AC Milan. Ia pun tercatat sebagai salah satu orang yang berhasil meraih Liga Champions baik sebagai pemain ataupun pelatih. Ancelotti saat ini melatih klub Inggris, Chelsea.
5. Roberto Mancini (6 juta euro per tahun)

Lahir 27 ovember 1964 Ancona, Italia. Merupakan manager muda yang dianggap potensial. Sangat menyukai tipikal formasi menyerang. Namanya muncul di permukaan ketika menjadi asisten pelatih dari Sven Gorran Erricson saat di lazio. Setelah dianggap cukup sukses di lazio pada periode 2002-2004, ia pun akhirnya bergabung dengan raksasa Italia, Inter Milan. Saat ini ia melatih Manchester City.
4. Sir Alex Ferguson (7 juta euro per tahun)

Lahir 31 Desember 1941 di Glasgow, Skotlandia. Salah satu manager terbaik sepanjang masa. Merupakan tokoh penting dibalik berdirinya emperium raksasa Eropa, Manchester United.
3. Fabio Capello ( 11 juta euro per tahun)

Seorang manajer berkebangsaan Italia. Merupakan contoh pelatih bertangan dingin yang lebih mementingkan hasil ketimbang permainan. Ia sempat merasakan masa keemasan bersama AC Milan di periode 90-an dengan trio Belandanya.
2. Jose Mourinho ( 11 juta euro per tahun)

Lahir 26 January 1963, Maurinho terkenal dengan gayanya yang necis dan eksentrik yang kerap memancing kontroversi di media pers. Sebagai seorang pelatih muda Maurinho memang sudah kesohor akan kemampuannya dalam kejeniusannya menganalisa taktik permainan. Mulai muncul di permukaan saat meraih Liga champion 2004 bersama FC Porto dengan menaklukan AS Monaco 3-0 di final. Alhasil ia pun direkrut chelsea yang kala itu sedang dalam proses membangun emperium eropa bersama Abrahamovic-nya.
Salah Satu statement terkenal yang dilontarkanya ketika bergabung pertama kali dengan Chelsea adalah, "Jangan sebut aku arogan, tapi aku memang jawara Eropa, dan kupikir aku memang orang yang spesial".
1. Fellipe Scolari ( 16.6 juta euro per tahun)

Lahir 9 November 1948 di Passo Fundo, Rio Grande do Sul. Big Phil (julukannya) mulai menanjak karirnya semenjak berhasil membawa Ronaldo cs mengangkat trofi Piala Dunia 2002.

Lahir di prancis 22 Oktober 1949. Merupakan rival abadi Fergusson baik di media maupun di lapangan hijau. Si Professor (julukannya) menjadi manager yang tergolong sukses membangun Arsenal menjadi sebuah tim yang kompeten baik di EPL maupun di liga Champions. Sangat handal dalam membina sejumlah pemain muda seperti Henry, Fabregas, dll.
9. Gus Hiddink (5 juta euro per tahun)

Lahir 8 November 1946 di Belanda. Tergolong pelatih yang telah banyak mengenyam asam garam. Berbagai klub serta negara telah merasakan sentuhan manis Hiddink. Salah satu prestasi fenomenalnya adalah membawa tim nasional Korea Selatan hingga semifinal di Piala Dunia 2002.
8. Louis Van Gaal (5.2 juta euro per tahun)

Lahir di Amsterdam, Belanda 8, agustus 1951. Memulai debut kepelatihaanya bersama Ajax Amsterdam dan meraih berbagai titel bersama klub ini. Ia sukses menjadikan generasi emas Ajax berjaya meraih tahta diantaranya liga champions pada 1994/95. Di periode 2000- 2002 ia sempat menangani tim Der Oranje namun dianggap gagal dan namanya sempat meredup. Di musim 2008/09 Van Gaal kembali menemukan sentuhanya ketika membawa AZ juara liga Belanda menggeser dominasi Ajax dan PSV selama ini. Kini ia kembali mencoba peruntungannya bersama Bayern Muenchen di Bundesliga.
7. Manuel Pellegrini ( 5.5 juta euro per tahun)

Lahir 16 September, 1953 di Chile. Karir kepelatihaannya banyak dihabiskan dengan mengangani sejumlah klub-klub di Amerika Latin. Namanya mulai naik daun saat berhasil menggenjot Villareal menjadi kuda hitam baik di kompetisi Eropa maupaun liga Spanyol hingga akhirnya kini ia direkrut oleh Real Madrid. Namun, karena dianggap gagal, ia pun dipecat klub raksasa itu.
6. Carlo Ancelotti (6 juta euro per tahun)

Lahir 10 Juni 1959 di Reggiolo Italia. Puncak karir kepelatihaanya ketika berhasil meraih berbagai piala bersama raksasa Italia, AC Milan. Ia pun tercatat sebagai salah satu orang yang berhasil meraih Liga Champions baik sebagai pemain ataupun pelatih. Ancelotti saat ini melatih klub Inggris, Chelsea.
5. Roberto Mancini (6 juta euro per tahun)

Lahir 27 ovember 1964 Ancona, Italia. Merupakan manager muda yang dianggap potensial. Sangat menyukai tipikal formasi menyerang. Namanya muncul di permukaan ketika menjadi asisten pelatih dari Sven Gorran Erricson saat di lazio. Setelah dianggap cukup sukses di lazio pada periode 2002-2004, ia pun akhirnya bergabung dengan raksasa Italia, Inter Milan. Saat ini ia melatih Manchester City.
4. Sir Alex Ferguson (7 juta euro per tahun)

Lahir 31 Desember 1941 di Glasgow, Skotlandia. Salah satu manager terbaik sepanjang masa. Merupakan tokoh penting dibalik berdirinya emperium raksasa Eropa, Manchester United.
3. Fabio Capello ( 11 juta euro per tahun)

Seorang manajer berkebangsaan Italia. Merupakan contoh pelatih bertangan dingin yang lebih mementingkan hasil ketimbang permainan. Ia sempat merasakan masa keemasan bersama AC Milan di periode 90-an dengan trio Belandanya.
2. Jose Mourinho ( 11 juta euro per tahun)

Lahir 26 January 1963, Maurinho terkenal dengan gayanya yang necis dan eksentrik yang kerap memancing kontroversi di media pers. Sebagai seorang pelatih muda Maurinho memang sudah kesohor akan kemampuannya dalam kejeniusannya menganalisa taktik permainan. Mulai muncul di permukaan saat meraih Liga champion 2004 bersama FC Porto dengan menaklukan AS Monaco 3-0 di final. Alhasil ia pun direkrut chelsea yang kala itu sedang dalam proses membangun emperium eropa bersama Abrahamovic-nya.
Salah Satu statement terkenal yang dilontarkanya ketika bergabung pertama kali dengan Chelsea adalah, "Jangan sebut aku arogan, tapi aku memang jawara Eropa, dan kupikir aku memang orang yang spesial".
1. Fellipe Scolari ( 16.6 juta euro per tahun)

Lahir 9 November 1948 di Passo Fundo, Rio Grande do Sul. Big Phil (julukannya) mulai menanjak karirnya semenjak berhasil membawa Ronaldo cs mengangkat trofi Piala Dunia 2002.
Kamis, 20 Maret 2014
DAFTAR JUARA PIALA EROPA / LIGA CHAMPIONS
Musim | Juara | Skor | Runner-Up | Stadion | Penonton |
---|---|---|---|---|---|
1955–56 | Real Madrid | 4–3 | Stade de Reims | Parc des Princes, Paris | 38,239 |
1956–57 | Real Madrid | 2–0 | Fiorentina | Santiago Bernabéu Stadium, Madrid | 124,000 |
1957–58 | Real Madrid | 3–2 p.w. | AC Milan | Heysel Stadium, Brussels | 67,000 |
1958–59 | Real Madrid | 2–0 | Stade de Reims | Neckarstadion, Stuttgart | 80,000 |
1959–60 | Real Madrid | 7–3 | Eintracht Frankfurt | Hampden Park, Glasgow | 127,621 |
1960–61 | Benfica | 3–2 | Barcelona | Wankdorf Stadium, Bern | 33,000 |
1961–62 | Benfica | 5–3 | Real Madrid | Olympisch Stadion, Amsterdam | 65,000 |
1962–63 | AC Milan | 2–1 | Benfica | Wembley Stadium, London | 45,700 |
1963–64 | Inter Milan | 3–1 | Real Madrid | Prater Stadium, Vienna | 72,000 |
1964–65 | Inter Milan | 1–0 | Benfica | San Siro, Milan | 85,000 |
1965–66 | Real Madrid | 2–1 | Partizan | Heysel Stadium, Brussels | 55,000 |
1966–67 | Celtic | 2–1 | Inter Milan | Estádio Nacional, Lisbon | 56,000 |
1967–68 | Manchester United | 4–1 p.w. | Benfica | Wembley Stadium, London | 92,225 |
1968–69 | AC Milan | 4–1 | Ajax | Santiago Bernabéu Stadium, Madrid | 50,000 |
1969–70 | Feyenoord | 2–1 p.w. | Celtic | San Siro, Milan | 50,000 |
1970–71 | Ajax | 2–0 | Panathinaikos | Wembley Stadium, London | 90,000 |
1971–72 | Ajax | 2–0 | Inter Milan | De Kuip, Rotterdam | 67,000 |
1972–73 | Ajax | 1–0 | Juventus | Red Star Stadium, Belgrade | 93,500 |
1973–74 | Bayern München | 4–0 | Atlético Madrid | Heysel Stadium, Brussels | 23,000 |
Dilakukan partai ulang dua hari kemudian, setelah berakhir 1-1.
| |||||
1974–75 | Bayern München | 2–0 | Leeds United | Parc des Princes, Paris | 50,000 |
1975–76 | Bayern München | 1–0 | AS Saint-Étienne | Hampden Park, Glasgow | 54,864 |
1976–77 | Liverpool | 3–1 | Borussia Mönchengladbach | Stadio Olimpico, Rome | 52,000 |
1977–78 | Liverpool | 1–0 | Club Brugge | Wembley Stadium, London | 92,000 |
1978–79 | Nottingham Forest | 1–0 | Malmö FF | Olympiastadion, Munich | 57,000 |
1979–80 | Nottingham Forest | 1–0 | Hamburg | Santiago Bernabéu Stadium, Madrid | 50,000 |
1980–81 | Liverpool | 1–0 | Real Madrid | Parc des Princes, Paris | 48,360 |
1981–82 | Aston Villa | 1–0 | Bayern München | De Kuip, Rotterdam | 46,000 |
1982–83 | Hamburg | 1–0 | Juventus | Olympic Stadium, Athens | 75,000 |
1983–84 | Liverpool | 1–1 | AS Roma | Stadio Olimpico, Rome | 69,693 |
Liverpool menang melalui adu penalti 4-2.
| |||||
1984–85 | Juventus | 1–0 | Liverpool | Heysel Stadium, Brussels | 59,000 |
1985–86 | Steaua București | 0–0 | Barcelona | Estadio Ramón Sánchez Pizjuán, Seville | 70,000 |
Steaua menang melalui adu penalti 2-0.
| |||||
1986–87 | FC Porto | 2–1 | Bayern München | Prater Stadium, Vienna | 62,000 |
1987–88 | PSV Eindhoven | 0–0 | Benfica | Neckarstadion, Stuttgart | 70,000 |
PSV menang melalui adu penalti 6-5.
| |||||
1988–89 | AC Milan | 4–0 | Steaua București | Camp Nou, Barcelona | 97,000 |
1989–90 | AC Milan | 1–0 | Benfica | Prater Stadium, Vienna | 57,500 |
1990–91 | Red Star Belgrade | 0–0 | Olympique de Marseille | Stadio San Nicola, Bari | 56,000 |
Red Star menang melalui adu penalti 5-3.
| |||||
1991–92 | Barcelona | 1–0 p.w. | Sampdoria | Wembley Stadium, London | 70,827 |
1992–93 | Olympique de Marseille | 1–0 | AC Milan | Olympiastadion, Munich | 64,400 |
1993–94 | AC Milan | 4–0 | Barcelona | Olympic Stadium, Athens | 70,000 |
1994–95 | Ajax | 1–0 | AC Milan | Ernst-Happel-Stadion, Vienna | 49,730 |
1995–96 | Juventus | 1–1 | Ajax | Stadio Olimpico, Rome | 67,000 |
Juventus menang melalui adu penalti 4-2.
| |||||
1996–97 | Borussia Dortmund | 3–1 | Juventus | Olympiastadion, Munich | 59,000 |
1997–98 | Real Madrid | 1–0 | Juventus | Amsterdam Arena, Amsterdam | 48,500 |
1998–99 | Manchester United | 2–1 | Bayern München | Camp Nou, Barcelona | 90,045 |
1999–2000 | Real Madrid | 3–0 | Valencia | Stade de France, Saint-Denis | 78,759 |
2000–01 | Bayern München | 1–1 | Valencia | San Siro, Milan | 71,500 |
Bayern menang melalui adu penalti 5-4.
| |||||
2001–02 | Real Madrid | 2–1 | Bayer Leverkusen | Hampden Park, Glasgow | 52,000 |
2002–03 | AC Milan | 0–0 | Juventus | Old Trafford, Manchester | 63,215 |
AC Milan menang melalui adu penalti 3-2.
| |||||
2003–04 | FC Porto | 3–0 | AS Monaco | Arena AufSchalke, Gelsenkirchen | 52,000 |
2004–05 | Liverpool | 3–3 | AC Milan | Atatürk Olympic Stadium, Istanbul | 70,024 |
Liverpool menang melalui adu penalti 3-2.
| |||||
2005–06 | Barcelona | 2–1 | Arsenal | Stade de France, Saint-Denis | 79,500 |
2006–07 | AC Milan | 2–1 | Liverpool | Olympic Stadium, Athens | 74,000 |
2007–08 | Manchester United | 1–1 | Chelsea | Luzhniki Stadium, Moscow | 67,310 |
Manchester United menang melalui adu penalti 6-5.
| |||||
2008–09 | Barcelona | 2–0 | Manchester United | Stadio Olimpico, Rome | 62,467 |
2009–10 | Inter Milan | 2–0 | Bayern München | Santiago Bernabéu Stadium, Madrid | 73,170 |
2010–11 | Barcelona | 3–1 | Manchester United | Wembley Stadium, London | 87,695 |
2011–12 | Chelsea | 1-1* | Bayern München | Allianz Arena, Munich | 62,500 |
2012-13 | Bayern München | 2-1 | Borussia Dortmund | Wembley Stadium, London | 86,298 |
Sabtu, 15 Februari 2014
10 Stadion terbesar didunia
1. Estadio Azteca, Mexico City, Meksiko
Kapasitas: 105 ribu penonton
Pertama dibuka: 1966
Stadion ini sudah dua kali menjamu putaran final pertandingan Piala Dunia. Saat ini, stadion tersebut menjadi markas resmi tim nasional Meksiko dan Klub America.
2. Azadi Stadium, Teheran, Iran
Kapasitas: 100 ribu penonton
Pertama dibuka: 1971
Stadion tersebut merupakan tempat pertandingan sepak bola terbesar di Timur Tengah. Dua klub lokal: Esteghlal FC dan Persepolis, serta tim nasional bermarkas di sini.
3. Camp Nou, Barcelona, Spanyol
Kapasitas: 99 ribu penonton
Pertama dibuka: 1957
Wajar jika ada klub yang tandang ke Camp Nou merasa terintimidasi, mengingat besarnya kapasitas pendukung Barcelona yang bakal hadir. Maklum, ini merupakan stadion milik klub terbesar sedunia.
4. Maracana, Rio de Janeiro, Brasil
Kapasitas: 95 ribu penonton
Pertama dibuka: 1950
Stadion dengan nama resmi Estádio Jornalista Mário Filho ini pernah menampung penonton lebih dari kapasitas, yaitu 210 ribu penonton saat pertandingan Brasil lawan Uruguay pada Piala Dunia1950. Stadion ini milik Pemda Rio de Janeiro.
5. Wembley, London, Inggris
Kapasitas: 90 ribu penonton
Pertama dibuka: 2007
Stadion milik Federasi Sepak Bola Inggris ini berdiri di atas lahan Empire Stadium yang dibangun pada 1923. Setelah dirobohkan pada 2003, stadion yang terkenal dengan menara kembarnya itu, berubah menjadi Wembley.
6. Westfalenstadion, Dortmund, Jerman
Kapasitas: 80.500 penonton
Pertama dibuka: 1974
Di Jerman, stadion milik klub domestik Borussia Dortmund ini merupakan yang berbesar. Stadion yang kerap disebut sebagai "Kuil Dinding Kuning" tersebut pernah digunakan dalam pertandinganPiala Dunia maupun Piala Eropa.
7. Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol
Kapasitas: 80.400 penonton
Pertama dibuka: 1947
Stadion ini milik Real Madrid, musuh abadi Barcelona. Semua tempat duduk di stadion itu terlapisi penutup. Menurut rencana, manajemen Madrid ingin menambah penutup di atas stadion yang bisa buka-tutup.
8. Estadio Monumental, Lima, Peru
Kapasitas: 80 ribu penonton
Pertama dibuka: 2000
Stadion milik klub lokal Universitario de Deportes ini menggantikan stadion lama Stadion Teodoro Lolo Fernandez, seperti halnya Wembley menggantikan Empire di Inggris. Hajatan internasional untuk tim nasional Peru diselenggarakan di sini.
9. Giuseppe Meazza/San Siro, Milan, Italia
Kapasitas: 80 ribu penonton
Pertama dibuka: 1926
Stadion milik Pemerintah Kota Milan ini merupakan markas dua klub papan atas Italia, Inter Milan dan AC Milan. Bagian timur stadion yang pernah menampung 125.000 penonton tersebut akan dikembangkan guna menambah kapasitas.
10. The Borg El Arab, Kairo, Mesir
Kapasitas: 80 ribu penonton
Pertama dibuka: 2007
Ini merupakan stadion khusus sepak bola terbesar di kawasan Afrika. Markas tim nasional Mesir tersebut - juga digunakan untuk final liga domestik - dibangun terkait dengan tawaran Mesir sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010.
Langganan:
Postingan (Atom)